Minggu, 30 Desember 2007

ortega setahun lalu

Ortega pun takluk dengan minuman

Nama Ariel Arnaldo Ortega di tim Tanggo Argentina mungkin tidak sebegitu beken Maradona, Batistuta, atau idola baru Lionel Messi. Seiring usianya yang semakin tua, nama Ortega pun mulai pudar.
Apalagi setelah Argentinos kelahiran 4 Maret 1974 ini cuti dari klubnya River Plate untuk menjalani perawatan atas kecanduan alkohol di Buenos Aires. Bermain sepakbola sebagai hal yang paling disukai Ortega dalam hidupnya pun menjadi urusan kesekian, setelah mengurus penyakit minuman itu.
Ortega sebenarnya memiliki peran signifikan dalam timnas Argentina. Striker licin dengan julukan ‘Keledai Kecil’ ini memancarkan sihirnya sejak Olimpiade 1996, meski akhrnya harus puas dengan medali perak ditaklukkan Nigeria yang diisi generasi Nwanko Kanu dkk.
Tiga kali mengikuti Piala Dunia merupakan pencapaian tersendiri bagi atau El Burrito. Pada 1994, Ortega masuk cadangan timnas Argentina yang ketika itu diisi sang dewa Diego Maradona, Claudio Caniggia, Redondo, Nestor Sensini, Bastituta, Diego Simeone dan Abel Balbo.
Di Piala Dunia di Amerika Serikat, si nomor 10 Maradona bersama Argentina mungkin tidak sukses dan Ortega menggunakan nomor punggung 17.
Empat tahun berikutnya di Prancis 1998, Ortega dipercaya Daniel Passarella menggunakan nomor warisan Maradona dan menjadi kunci lini tengah Argentina bersama Veron dan Simeone.
Di perempat final menantang Belanda dan petaka itu terjadi. Ketika kedudukan masih 1-1, Ortega yang memiliki tinggi badan 170 cm menanduk kiper Belanda Edwin van der Sar, si jangkung 197 cm. Tim Tanggo pun pulang kampung setelah Dennis Bergkamp mencetak gol kedua.
Sikap tercela itu tidak membuat pemain bertemperamen tinggi ini keluar dari timnas Argentina. Di Piala Dunia 2002, Ortega tetap diangkut Marcello Bielsa dan kostum nomor 10 masih menjadi miliknya. Angka warisan Maradona memang keramat, hanya Ortega yang paling lama menggunakan nomor punggung itu mengalahkan Javier Saviola, Juan Roman Riquelme, dan Carlos Teves.
Kinerja si Keledai kecil bersama Pablo Aimar, Veron, Almeyda dan Claudio Lopez ternyata tak berhasil mengangkat Argentina, Batistuta pun menangis.
Lepas Piala Dunia Korsel-Jepang, Ortega berupaya menjaga peruntungan karirnya di klub Eropa. Si Keledai tercatat pernah bermain di Valencia-Spanyol, kemudian Sampdoria dan Parma di Seri A sebelum bermain untuk Fenerbache pada 2003.
Turki tidak membuat Ortega betah dan dia melarikan diri ketika masa kontraknya baru berjalan tiga bulan. Akibatnya dia terkena sanksi 18 bulan tidak boleh bermain akibat pelanggaran kontrak. Dia melarikan diri dari Turki, ketika masa kontraknya baru berjalan tiga bulan.
Bantuan dari FIFA membuat pemegang caps 89 (17 gol) ini lepas dari Fenerbache dan berlabuh di Newell’s Old Boys yang langsung dibawanya memenangi Apertura 2004. Di Juni 2006, Ortega pun pindah ke rumah yang membesarkannya River Plate.
Di usia 32, persoalan kecanduan alkohol nampaknya akan menjadi penutup karir Ortega bila tidak segera menjalani perawatan. “"Saya sedih dan saya tidak lagi memikirkan permainan saya. Sepakbola nomor dua Saya ingin ketenangan, tinggal di rumah untuk merasa lebih betah,” ujar pemain yang sempat akan ditarik Sutiyoso memperkuat Persija dalam Piala Emas Bang Yos Desember 2006 lalu.

Tidak ada komentar: